Rabu, 29 April 2020

HAKIKAT NABI DAN RASUL


 
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.” (Qs. At-Taubah : 128)


HAKIKAT NABI DAN RASUL :
1. Nabi Adam pangkatnya adalah Khalifatullahu
2. Nabi Nuh pangkatnya adalah Habibullahi
3. Nabi Ibrahim pangkatnya adalah Khalillullahu
4. Nabi Musa pangkatnya adalah Kalamullahu
5. Nabi Isa pangkatnya adalah Ruhullahi.
6. Nabi Muhammad pangkatnya Muhammad Rasulullah Shalallahu a’alaihi wassalam, tapi sekarang sudah wafat semua sudah sirna, sudah tidak ada, jadi sekarang Allah Ta’ala, sudah tidak ada utusannya, semuanya sudah lestari, ini adalah suatu pemahaman yang keliru. 


Rasul tidak wafat, semuanya akan terus ada sampai hari kiamat, tidak akan berubah utusan Allah, sebab jika tidak ada yang di utus, tidak akan ada alam dunia, pastinya akan sepi, tidak ada pasti lebur yaitu kiamat, yang wafat adalah majajinya, yaitu wujud jasmani yang tidak ada bedanya dengan manusia lainnya, nyatanya adalah rupa jasmani :

MUHAMMAD MAJAJI :
Muhammad majaji adalah rupa jasmani ;
MIM AWAL lafadz Muhammad menjadi KEPALA Adam
HA lafadz Muhammad
menjadi DADA Adam
MIM AKHIR lafadz Muhammad
menjadi PUSAR Adam
DAL lafadz Muhammad
menjadi KAKI Adam
sudah bukti menjadi MIM - HA - MIM - DAL   


Hadistnya yang wafat, Rasul tidak wafat, hakikatnya masih berjalan atau Muhammad Af’al = pekerjaan, kumpul pada diri manusia, keenam Rasul “bergulung” di dalam hidup, hidup adanya pasti, sifatnya ada pada diri manusia di alam dunia.

MUHAMMAD HAQ :

Adalah DZAT SIFAT Maha Agung, rupanya terang benderang yaitu samudra hidup, bibit nyawa semuanya, itulah barangnya dari DZAT SIFAT, sinarnya menjadi  
cahaya empat rupa disebut MUHAMMAD HAKIKI


MUHAMMAD HAKIKI :  
NARUN sifat cahaya MERAH menjadi huruf MIM AWAL
HAWAUN sifat cahaya KUNING menjadi huruf HA
MA’UN sifat cahaya PUTIH menjadi huruf MIM AKHIR

TUROBUN
sifat cahaya HITAM menjadi huruf DAL
Ke empat cahaya menjadi lafadz MUHAMMAD.
 

MUHAMMAD HARID :
Nyatanya, yaitu RASA pribadi, yaitu RASA JASMANI sifatnya pasti. Nabi Muhammad Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, yang berada di Madinah disebut Muhammad pangkat. Pangkat Nabi Rasulullah, di utus oleh Yang Maha Suci, untuk membawa Rukun Agama yaitu Syariat Tharekat Hakikat dan Ma’rifat, agar manusia selamat Dunia dan Akhirat, dan supaya TAHU dan PERCAYA adanya Allah Ta’ala. 

Sebab hanya Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi wassalam yang di beri ma’rifat kepada Allah , kepada Dzat Sifat Maha Agung, karena mengalami MI’RAJ (MA'RIFAT DZAT), selain Rasul, tidak ada yang kebagian ma’rifat, umatnya begitu juga, hanya Baginda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam saja kepada umat-umatnya. 

Pada waktu Baginda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam masih hidup di Mekkah, ilmu ini tidak digelar kepada umat-umat semuanya, dikerjakannya di Gua Hira disebut Jabbal Iqro, ilmu ini hanya ditibankan kepada para sahabat terutama Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhahu, supaya bisa turun temurun kepada anaknya Imam Sayyidina Hassan wal Husain dan terus kepada Wali Rasul Syekh Abdul Qadir Jailani bin Hassan wal Husain bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhahu [Mekkah] dan akhirnya sampai kepada Syekh Syarif Hidayatullah Rahimakumullah dan ke Wali [sembilan] di Cirebon.


1. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam
[Gudang/Khazanah Ilmu] LUGHOWI dan NABAWI

2. Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhum
3. Sayyidina Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhum
4. Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhum
5. Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallohu Wajhahu [Pintu Ilmu] Karamallohu Wajhahu = Tidak pernah melihat kemaluannya sendiri.
6. Imam Sayyidina Hassan bin Abi Thalib Karamallohu Wajhahu.
7. Imam Sayyidina Hussain bin Abi Thalib Karamallohu Wajhahu. 

8. Syekh Abdul Qadir Jailani bin Hasan wal Husain bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallohu Wajhahu [Mekkah]
Syekh = Sah
Abdul = Abdinya Allah 

Qodir = Qudrat dan Iradat
Jailani = Dzat Sifat
9. Syekh Syarif Hidayatullah Rahimakumullah [Wali sembilan]


BUKTI HAKIKATNYA NABI DI DIRI MANUSIA

1. Nabi Adam Khalifatullahi, adalah wakil Allah Ta’ala, wakil untuk menurunkan bibit semua manusia, asalnya dari Adam dan Hawa adalah pasti, nyatanya Adam yaitu di badan, sekujur tubuh dari atas kepala sampai telapak kaki itulah wujud nyatanya Adam, Iradatnya Yang Maha Agung, untuk menurunkan manusia, sebab tidak salah lagi, bikin manusia oleh manusia, bikin kambing pasti oleh kambing, itulah Allah Maha Kuasa, Iradatnya Maha Agung, hanya satu kali membuat, tetapi cukup untuk semua.
2. Nabi Nuh Habibullahu, hakikatnya adalah PENDENGARAN
3. Nabi Ibrahim Khalillullah, hakikatnya adalah PENGLIHATAN
4. Nabi Musa Kalamullah, hakikatnya adalah PERKATAAN
5. Nabi Isa Ruhullah, hakikatnya adalah PENCIUMAN
6. Nabi Muhammad Rasulullah, hakikatnya adalah RASA pada wujud manusia, penghulu Rasul semuanya, buktinya adalah mendengar, melihat, mencium dan melihat, semuanya masuk ke dalam rasa biarpun wujud yang nanggung, tetap bisa berdiri dan bergerak.  


RASA menjadi kuat karena ada yang menguatkan, nyatanya ada  HIDUP yang MELIPUTI RASA, RASA MELIPUTI lagi kepada WUJUD, WUJUD MELIPUTI keinginan / NAFSU yang empat rupa ; 

1. Nafsu Amarah
2. Nafsu Sufiyah/ Sawiyah
3. Nafsu Lawammah
4. Nafsu Muthmainah
 

Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam sebelum diangkat menjadi Rasul telah berulang kali melakukan muraqabah, mujahadah, muhasabah, tahannust dan khalwat, untuk mengasingkan diri dan mencari ketenangan jiwa, di utus ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak baathin manusia, membersihkan berhala yang ada di dada, yang pada waktu itu masyarakat jahiliyah sangat mengagungkan syair.

Proses muraqabah, mujahadah, munasabah, muhasabah, tahannust dan khalwat ini disebut Tharekat-Mari'fat. 
Tharekat adalah saat Baginda Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam berjuang untuk menegakkan Agama Allah.
Ma'rifat adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki: yang disimbolkan saat Baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam menerima wahyu dari Malaikat Jibril melalui Akal, wahyu tersirat [KALAM QODIM] di sampaikan oleh Malaikat Jibril : " Iqro! Iqro! Iqro! ". "Iqro kitab baqo kafa binafsika al yaoma alaika hasbi" : [Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam diri kalian sendiri, Jagat Shagir dan jagat Khabir] terjadi dialog di Qolbu. Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam = Lughowi dan Nabawi menjadi Qur'an.
Hakikat yaitu beliau mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk IQRA, [bukan seperti Guru dan murid di kelas, dan jangan di kira - kira oleh hati dan pikir, sebuah sosok makhluk dengan sayap di punggung] 

Ma'na sayap Malaikat Jibril alaihissalam ;
separuh menutupi Bumi = RAHMAT
separuh menutupi Akhirat = MAGHFIRAH

Umat yang pada waktu itu hidup pada jaman Nabi, hanya dengan ittiba kepada Nabi, menurut kepada apa yang di ajarkan Baginda Nabi, di jamin pasti selamat, tidak perlu menjalani Tharekat Ma'rifat seperti halnya Nabi yang shalat sampai mengakibatkan bengkak kakinya, melalui Syariat
shalat ketika Isra Mi'raj inilah Baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam melakukan puncak pendakian tertinggi, hanya untuk menyelamatkan umat akhir jaman...


Ilmu ini tidak di tibankan kepada umat pada jaman waktu itu karena kurang perlunya, pada waktu itu yang masuk Islam begitu mudah, dengan melihat dan bertemu Baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam, serta hatinya percaya bahwa beliau utusannya Allah Ta’ala dan melakoni perintahnya, maka pada waktu itu semua manusia menjadi Islam [selamat]

Jadi sekarang juga haqnya Islam adalah yang sudah ma’rifat [melihat] Baginda Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam sambil dituruti perintahnya itulah Islam, hanya saja melihat itu bukan kepada syariatnya [Majajinya] tapi kepada hakikatnya yaitu Jauhar Awwal Rasulullah,
cahaya pertama yang di buat oleh Maha Suci yaitu sifatnya Allah Ta’ala atau sifat Qudrat [Kuasa] Maha Kuasa yang membuat Ruh semuanya.

Ilmu Hadist, Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih, Ushul Fiqih, Nahwu Sorof dan ilmu lainnya yang sewaktu jaman Nabi tidak ada, dan sekarang ilmu itu menjadi ada, adalah karena berkat jasa para Ulama sejati hingga akhirnya umat Nabi di beri kemudahan dalam mempelajari Al-Qur'an dan Hadist. 

Ulama terbagi 3 :
1. Ulama Su' : Ulama jahat, mempunyai sifat Dajjal, merusak Islam dari dalam. [Ahlul Dhohir]
2. Ulama Palsu : Ahlul Dhohir > "Menjual akhirat demi dunia"
3. Ulama Sejati : Ulama pewaris Ruh para Nabi [Ahlul Baathin] > "Menjual dunia demi akhirat"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar